Desain Data Center

on Kamis, 09 Desember 2010
BAB I
PENDAHULUAN

Data center menjadi salah satu komponen penting dalam lingkungan bisnis yang ada saat ini. Sebagai inti dari layanan bisnis, data center diharapkan mampu memberikan pelayanan seoptimal mungkin, sekalipun dalam keadaan terjadinya suatu bencana sehingga bisnis dalam perusahaan tersebut tetap bertahan dan keuntungan bagi perusahaan akan terus mengalir. Berangkat dari peran data center yang begitu signifikan, kemudian dikaitkan dengan berbagai isu yang ada pada data center akhir-akhir ini, terutama masalah Disaster Recovery Planning, kajian mengenai data center menjadi salah satu topik menarik dalam lingkungan bisnis.
Berbagai best practice mengenai data center telah dikemukakan di beberapa jurnal atau artikel dan sudah cukup berhasil untuk diterapkan di perusahaan-perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu adanya beberapa standar yang sudah disusun oleh organisasi seperti TIA-942 (Telecommunication Industry Association) membantu menciptakan suatu data center yang ideal bagi suatu perusahaan.
 Data center server merupakan server data terpusat dari jaringan di suatu jaringan, baik dalam jaringan lokal antaupun global, jaringan instansi ataupun perusahaan. Data center server dikelola oleh administrator. Pengelolaan data center yang baik mendukung seluruh kinerja dari jaringan, dari pemakaian aplikasi, oleh karena itu aturan dan standar pengukuran  merupakan hal yang penting dari administrasi Data Center. Dari seluruh uraian diatas diketahui bahwa data center server menjadi pembahasan yang ramai, yang sebelumnya data center server bukan merupakan bahasan yang perlu di oprek lebih dalam secara teori, tetapi kebutuhan akan informasi dari pengolahan data center yang baik membuat pakar-pakar jaringan akhirnya memutuskan untuk membahas data center server lebih dalam beserta perancangan data center dalam Infrastruktur TI sendiri.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Data Center
Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.
2.2              Syarat utama suatu Data Center
Disain dan perencanaan data center harus memperhatikan minimum aspek-aspek berikut :
a.              Lokasi aman, memenuhi syarat sipil bangunan, geologi, vulkanologi, topografi
b.              Terproteksi dengan sistem cadangan, untuk sistem catudaya, pengatur udara/lingkungan, komunikasi data
c.               Menerapkan tata kelola standar data center meliputi :
o    Standar Prosedur Operasi
o    Standar Prosedur Perawatan
o    Standar dan Rencana Pemulihan dan Mitigasi Bencana
o    Standar Jaminan Kelangsungan Bisnis
2.3              Kriteria Perancangan Data Center
Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus diperhatikan kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan  kriteria berikut:
2.3.1        Availability
Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang  berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero failure untuk seluruh komponennya.

2.3.2        Scalability dan flexibility
Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan. 
2.3.3        Security
Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.
2.4              Kategori Data Center
Berdasarkan fungsinya, data center dibagi menjadi 2 kategori umum yaitu:
1.        Internet Data Center : hanya untuk mendukung aplikasi terkait dengan Internet saja, biasanya dibangun dan dioperasikan oleh service provider atau perusahaan yang memiliki model bisnis berdasarkan pada Internet commerce.
Corporate/Enterprise Data Center : mendukung semua fungsi yang memungkinkan berbagai model bisnis berjalan pada layanan Internet, intranet, dan keduanya.
Selengkapnya silahkan download materi disini

Membuat Kabel Cross Pada Jaringan

on Rabu, 08 Desember 2010
1.      PENGANTAR
Jaringan komputer  pada dasarnya adalah  jaringan kabel,  menghubungkan  satu sisi dengan sisi yang lain, namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi merupakan  kurva terbuka  (dengan  terminator  diujungnya).  Seiring dengan perkembangan   teknologi, penghubung   antar   komputer   pun   mengalami perubahan   serupa.   Mulai   dari teknologi   telegraf   yang   memanfaatkan gelombang  radio hingga  teknologi   serat  optik  dan  laser  menjadi   tumpuan  perkembangan   jaringan   komputer.   Hingga sekarang,   teknologi   jaringan  computer  bisa menggunakan  teknologi   “kelas” museum  (seperti  10BASE2 menggunakan kabel coaxial) hingga menggunakan teknologi “langit” (seperti laser dan serat optik). Untuk dapat menghubungkan divais yang satu dengan divais yang lain, maka dibutuhkanlah media transmisi. Terdapat berbagai macam media yang dapat  digunakan untuk dapat menghubungkan divais dan membentuk jaringan. Secara  umum, media tersebut adalah: Kabel (wired) dan Nirkabel (wireless). Empat jenis kabel jaringan yang umum digunakan saat ini yaitu:
1.             Kabel Coaxial
Kabel coaxial terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi.
Tingkat isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang menutup
bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan bagian
inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengahnya yang selanjutnya
ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir untuk menghindari
dari goresan kabel.Beberapa jenis kabel Coaxial lebih besar dari pada yang lain.
Makin besar kabel, makin besar kapasitas datanya, lebih jauh jarak jangkauannya
dan tidak begitu sensitif terhadap interferensi listrik.
2.             Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP)
 Kabel twisted pair terjadi dari dua kabel yang diputar enam kali per-inchi untuk memberikan perlindungan terhadap interferensi listrik ditambah dengan impedensi, atau tahanan listrik yang konsisten. Nama yang umum digunakan untuk kawat ini adalah IBM jenis/kategori 3. Secara singkat kabel UTP adalah murah dan mudah dipasang,  dan bisa bekerja untuk jaringan skala kecil.
Connector yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45. Untuk penggunaan koneksi  komputer,  dikenal  2 buah  tipe penyambungan kabel  UTP  ini,  yaitu  straight  cable  dan  crossover  cable.  Fungsi  masing-masing   jenis   koneksi   ini   berbeda,  straight   cable  digunakan   untuk menghubungkan client  ke hub/router, sedangkan crossover cable digunakan untuk menghubungkan client  ke client  atau dalam kasus  tertentu digunakan untuk menghubungkan hub ke hub.
3.             Kabel Shielded Twisted Pair (STP).
Kabel STP sama dengan kabel UTP,
tetapi kawatnya lebih besar dan diselubungi dengan lapisan pelindung isolasi untuk
mencegah gangguan interferensi. Jenis kabel STP yang paling umum digunakan
pada LAN ialah IBM jenis/kategori 1. 
4.              Kabel Serat Optik (Fiber Optik) 
Kabel serat optik mengirim data sebagai pulsa cahaya melalui kabel serat
optik. Kabel serat optik mempunyai keuntungan yang  menonjol dibandingkan
dengan semua pilihan kabel tembaga. Kabel serat optik memberikan kecepatan
transmisi data tercepat dan lebih reliable, karena  jarang terjadi kehilangan data
yang disebabkan oleh interferensi listrik. Kabel serat optik juga sangat tipis dan
fleksibel sehingga lebih mudah dipindahkan dari pada kabel tembaga yang berat.
Tipe dan Jenis Kabel
  1. UTP, STP

Kabel
Tipe
Fitur
Type Cat 1
UTP
Analognya ( biasanya digunakan pda perangkat telepon pada umumnya dan pada jalur ISDN, juga untuk menghubungkan modem dan telepon line)
Type Cat 2
UTP-
UTP up to 1Mbits. Digunakan  pada topologi token ring
Type Cat 3
UTP/STP
16 Mbits data transfer sering digunakan pada topologi tokn ring atau 10BaseT
Type Cat4
UTP, STP
20 Mbits data transfer sering digunakan pada topologi tokn ring
Type CAT 5

UTP,  STP     up   to   100
MHz
100 Mbits data transfer / 22 db

Type CAT
5enhanced
UTP,   STP   -   up   to   100
MHz

1 Gigabit Ethernet up to 100 meters - 4
copper pairs (kedua jenis CAT5 sering
digunakan   pada   topologi  token   ring
16Mbps,  Ethernet  10Mbps  atau pada
FastEthernet 100Mbps)
Type CAT 6
up   to   155  MHz   or   250
MHz
2,5 Gigabit Ethernet up  to 100 meters
or 10 Gbit/s up to 25 meters . 20,2 db
(Gigabit Ethernet)
Type CAT 7
up   to   200  MHz   or   700
Mhz
Giga-Ethernet / 20.8 db
(Gigabit Ethernet)


Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6 merupakan kategori spesifikasi untuk masing-masing kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri  revisi  atas kualitas kabel,  kualitas pembungkusan kabel    (isolator) dan  juga  untuk kualitas  “belitan”  (twist)  masing-masing pasang kabel.  Selain  itu juga untuk  menentukan  besaran  frekuensi   yang  bisa  lewat   pada  sarana  kabel  tersebut,   dan  juga  kualitas  isolatorsehingga  bisa mengurangi   efek   induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa). Perlu   diperhatikan   juga,   spesifikasi   antara   CAT5   dan   CAT5   enchanced  mempunyai   standar   industri   yang   sama,   namun   pada   CAT5e   sudah  dilengkapi   dengan   insulator   untuk   mengurangi   efek   induksi   atau  electromagnetic   interference. Kabel   CAT5e   bisa   digunakan   untuk  menghubungkan network hingga kecepatan 1Gbps. Sedangkan untuk coaxial  cable,   dikenal   dua   jenis,   yaitu  thick   coaxial   cable  (mempunyai   diameter  lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
  1. Thick coaxial cable (Kabel Coaxial “gemuk”)
Kabel   coaxial   jenis   ini   dispesifikasikan   berdasarkan   standar   IEEE   802.3  10BASE5,   dimana   kabel   ini   mempunyai   diameter   rata-rata   12mm,   dan  biasanya diberi warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai  standard  ethernet  atau  thick Ethernet,  atau hanya disingkat  ThickNet,  atau bahkan  cuman disebut sebagai yellow cable. Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan  dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut:
1.        Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan  menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu  buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
2.        Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau  berupa populated egments.
3.        Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external  transceiver).
4.        Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam  hal ini repeaters.
5.        Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500  meter).
6.        Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
7.        Setiap segment harus diberi ground.
8.        Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
9.        Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
  1. Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”)
Kabel   coaxial   jenis   ini   banyak   dipergunakan   di   kalangan   radio   amatir, terutama untuk  transceiver yang  tidak memerlukan output daya yang besar.  Untuk digunakan sebagai  perangkat jaringan,  kabel  coaxial   jenis  ini  harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar  5mm   dan   biasanya   berwarna   hitam   atau   warna   gelap   lainnya.   Setiap  perangkat   (device)  dihubungkan dengan BNC T-connector.  Kabel   jenis  ini  juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet. Kabel   coaxial   jenis   ini,   misalnya   jenis   RG-58   A/U   atau   C/U,   jika  diimplementasikan dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan,  harus mengikuti aturan sebagai berikut:
  1. Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
  2. Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
  3. Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
  4. Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
  5. Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
  6. Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
  7. Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
  8. Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
  9. Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
2.      ALAT DAN BAHAN

Peralatan yang digunakan dalam pratikum ini antara lain:
-          Kabel UTP cat 5
-          Connector RJ.45
-          LAN Tester
-          Crimping
3.      LANGKAH KERJA
Merakit kabel Cross
  1. Potong kabel UTP sesuai dengan keperluan


    b. Kupas kulit kabel (bagian pelindung kabel), kemudin rapikan


    c. Susun warna kabel sesuai dengan aturan urutan warna kabel cross


     d. Setelah diurutkan rapikan kabel.


    e. Masukkan kabel ke konektor


    f. Jepit konektor dengan crimping dengan kuat hingga terdengar bunyi klik




      g. Setelah kedua ujung kabel terpasang konektor, pasang kedua ujung konektor ke tester LAN

  1. Amati lampu yang nyala pada tester
4.      ANALISIS DAN KESIMPULAN
Kabel cross dengan urutan pengkabelan sesuai dengan aturan, yaitu pada ujung kabel yang lain urutan no.1 dirubah posisinya pada urutan no.3. Setalah dilakukan tes pada tester LAN kedua ujung kabel tersebut dinyatakan berhasil atau bisa terkonek jika semua lampu pada tester LAN dari urutan 1 s.d 8 nyala semua. Sehingga jika kabel tersebut di gunakan untuk menghubungkan computer dengan computer akan terkoneksi. Kabel cross digunakan untuk menghubungkan antara computer dengan computer, hub dengan hub, switch dengan switch.
Download materi disini